Awal Mula Sejarah Percetakan Buku di Dunia– Kebutuhan terhadap informasi dan saling berkomunikasi. Membuat ide untuk menghasilkan cetak buku muncul. Pada awalnya masyarakat mula-mula membagi informasi dari mulut ke mulut. Cara tersebut dapat menimbulkan berbagai kemungkinan. Pasalnya daya ingat setiap orang tentulah tidak sama. Sejarah perkembangan buku memiliki korelasi dengan perkembangan percetakan buku di dunia. Pada awalnya masyarakat kuno bahkan menorehkan tulisan dalam bentuk prasasti di atas batu, lontar, kulit binatang dan sejenisnya.
Seiring berkembangnya zaman ditemukanlah cara membagikan informasi dengan cara yang lebih fleksibel. Melalui artikel ini anda dapat menemukan berbagai informasi seputar sejarah percetakan buku hingga teknologi terakhir. Penasaran? Pastikan membaca artikel ini hingga akhir. Check this out!.
Permulaan Munculnya Buku Pertama
Awal Mula Sejarah Percetakan Buku di Dunia– Tulisan pertama di kenal dalam bentuk gambar oleh bangsa Mesir, yaitu hieroglif. Mereka menorehkan hieroglif di atas batu atau kertas papirus. Kertas papyrus berbentuk gulungan dari alang-alang yag tumbuh di pinggiran sungai Nil. Buku pertama papirus yang berbentuk gulungan juga dimanfaatkan oleh bangsa Roma kuno. Saat ini papirus sepanjan 40.5 meter tersimpan di British Museum London.
Manusia terus mencari jalan keluar atas kesulitannya, demikian halnya ketika di rasa papirus kurang fleksibel. Buku kuno tergantikan dengan lembaran kulit domba atau perkamen dan kulit pohon yang disebut codex. Kulit harus terlebih dahulu di sama dan di bentangkan agar benar-benar kering juga bersih. Perkamen dan codex lebih kuat dan mudah di lipat, sehingga memungkinkan bagi seseorang membawa buku hingga berjili-jilid. Kertas baru di temukan sekitar tahun 105 Masehi oleh bangsa China. Penemuan dari Ts’ai Lun yang merupakan warga berkebangsaan China. Rupanya menjadi cikal bakal era baru sejarah perbukuan dunia. Berkat penemuan China terhadap metode pembuatan kertas, pada masanya negara tirai bambu menjadi satu-satunya peksportir kertas ke seluruh dunia.
Gambar 1. Awal mula percetakan buku di cina yang masih menggunakan metode tradisional (dkfindout.com)
Tidak sampai disana buku pun di cetak menggunakan berbagai teknik cetak yang terus berkembang. Penemuan pencetakan buku dengan balok kayu, pertama kali di temukan sekitar tahun 200 Masehi. Kala itu Dinasti Tang tercatat membuat Sutra Intan yang merupakan buku cetak pertama. Kemudian di tahun 1038-1277 balok cetak kayu Xia menghasilkan teks Budhis beraksara Tangut.
Era Baru Penemuan Percetakan Buku Modern
Metode cetakan balok kayu memiliki dua gambar yang dapat di repilkasikan pada kertas. Caranya dua halaman di cetak pada satu lembar yang sama. Kemudian kertas tersebut di lipat ke dalam dengan menempelkan lipatan binding yang direkatkan. Barulah abad ke 14 orang membuka lipatan buku ke arah luar. Memproduksi halaman cetak dari halaman kosong tersembunyi di balik binding jahit.
Metode cetak terus berkembang hingga menggunakan logam sebagai perantara. Perkembangan dari timur bergerak pasti ke arah barat pada akhir abad ke 14. Bangsa Eropa menerima penemuan tersebut di awal abad ke 15. Fakta ini di catat oleh sejarawan Gies bersaudara. Dimana mereka mengatakan jika penemuan teknik cetak buku sudah matang. Teknik tersebut mengarah ke barat cepat atau lambat pastinya.
Teknik mencetak buku pada tahun 1300 oleh bangsa Eropa di praktekkan memakai mesin cetak. Kala itu media yang mereka pakai adalah kain. Proses cetak dipergunakan mencetak motif rumit keagamaan dalam ukuran besar dan rumit. Namun kain berganti menjadi kertas di tahun 1400, karena materialnya lebih mudah ditemukan. Selain itu kertas lebih cepat mentransfer tinta.
Nama Johhanes Gutenberg, asal Mainz Jerman, menjadi sosok yang diakui mengembangkan teknologi percetakan. Teknik percetakan menggunakan mesin mulai diperkenalkan pada tahun 1439. Membutuhkan satu dekade hingga Eropa memulai peradaban era pencetakan.
Metode Percetakan Buku Mula-Mula Hingga Saat Ini
Awal Mula Sejarah Percetakan Buku di Dunia– Dibanding metode cetak balok kayu, metode bergerak lebih cepat dan hasilnya tahan lama. Teknik cetak bergerak memanfaatkan potogan logam. Tersedia lebih banyak huruf seragam, ukuran font, dan tipografi. Gutenberg membuat buku memiliki kualitas yang lebih baik namun dengan harga yang relatif rendah. Mesin cetak temuan Gutenberg dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa. Cetakan bergerak juga memperkenalkan tinta berbasis minyak. Menggantikan pemakaian tinta berbasis air sebelumnya. Selain itu terdapat campuran timah, tembaga dan antimon yang menghasilkan tulisan tahan lama. Masyarkat menyadari jika temuan satu ini sangat efisien ketimbang cara manual.
Tahun 1800 tercatat mesin cetak memakai besi tuang yang mengurangi upaya 90%, untuk proses penggandaan area cetak. Bagi pers metode cetak mekanik membantu mereka memproduksi lebih banyak media massa. Kala itu surat kabar tercetak hingga 250 eksemplar per jam. Tahun 1810 teknik cetak tenaga uap di patenkan oleh Friedrich Koenig. Penemuan mesin cetak milik Koenig membuat perubahan signifikan dalam dunia pers. Tahun 1847 mesin cetak berputar dipatenkan oleh Richard March Hoe. Kemudian di tahun 1863 mesin tersebut di sempurnakan oleh William Bullock. Mesin cetak ini bekerja dengan meletakan pelat ukiran di sekitar silinder gulungan kertas. Beragam media dipergunakan mulai dari kertas, karton, plastik dan banyak lainnya.
Kemudian di tahun 1880 penemuan teknik cetak warna di temukan oleh perusahaan Litografi Calfert. Sejatinya Dinasti Ming dan Qing telah menemukan teknik cetak warna untuk gulungan Sutra Budha. Rupanya teknik tersebut terus menerus di kembangkan sehingga metode kromolitografi sukses di abad 19.
Teknik awal cetak bewarna menggunakan sejumlah batu litograf untuk setiap warna. Dari proses cetak yang memakan waktu hingga berbulan-bulan. Kemajuan teknologi terus memberikan solusi bagaimana manusia dapat bekerja lebih cepat. Seperti yang kita ketahui jika berbagai mesin cetak modern bahkan mampu menghasilkan warna mirip aslinya. Demikian pembahasan seputar awal mula sejarah percetakan buku di dunia.